Desember Akhir 2010
Setiap
negara punya ciri khas merayakan penghujung tahun, termasuk Indonesia. Hang
out, bakar-bakar, menyaksikan konser musik akhir tahun lalu bergelut dengan
dinginya angin malam,kemanapun asal bersama orang terkasih. Malam hari ini jadi
penghujung tahun yang berkesan disetiap insan yang bernyawa, manusia tepatnya.
Setelah berbagai tempat mereka jelajahi, tujuan selanjutnya Taman Senra.
Malam
ini taman ramai oleh orang-orang yang ingin menyaksikan pesta kembang api
sepuluh menit lagi. Dibawah lampu taman tengah malam. Arjuna menyantap eskrim
bersama Adiba. Membicarakan tentang masa depan,serta masa-masa indah mereka
selama bersama. Suasana hangat terjadi, dunia serasa milik mereka berdua. Tak
lama suara kembang api muncul... JDAAR JDAARR JDARR.
“
Selamat tahun baru sayang, hayo apa harapan kamu selama tahun kemarin yang
belum terwujud. Kita doa bareng bareng semoga ditahun ini harapan kita
terwujud” ujar Arjuna menatap Adiba sejenak, lalu menegadah ke langit malam nan
indah.
“Aku...
berharap kebahagiaan ini akan terus terjadi selama aku hidup. Bahkan sampai aku
mati. Selama aku alami kecelakaan, aku sedih jun. Mereka yang dahulu perhatian
dan sayang sama aku, melihat aku yang cacat begini, semua jauhin aku jun.
bahkan perhatian orang tua ku semakin jarang aku dapatkan. Aku bersyukur
bertemu kamu. di penghujung tahun ini , gak ada harapan lain, selain aku
berharap untuk terus bersamamu. Bahkan saat aku mati, aku cinta dan sayang sama
kamu sampai mati jun” “Thanks for everything makes me always happy, i love you
three thousand” jawab Adiba. Air mata yang sedari tadi ia tahan, mengalir
sendiri. Dipeluknya Arjuna, “I love you too ,baby” bisik Arjuna.
Suara
kembang api mereda, mereka melepas pelukannya. “yuk pulang udah pagi, nanti
dicariin calon mertuaku haha” ujar Arjuna cairkan suasana. “eh btw omw bmw,
okwokw itu tadi tiga rebu nya dolar apa rupiah neh. Kalo dolar kan mayan, kalo
rupiah pen gue beliin aqua nih. Tenggorokan gue seret, haha” ucap Arjuna sambil
tertawa geli. Adiba mencubit pinggang Arjuna sambil tersenyum, “ihhh sakit tau,
ntar kalo usus gue mampet gimana ?” “biarin, habis ngeselin... wleee”
Diperjalanan
pulang , tak henti hentinya mereka bercanda sambil tertawa. Melewati tiap lampu
jalan raya dengan penuh suka cita, namun tiba-tiba Truk pengangkut bbm di jalur
sebelah oleng dan menabrak mereka berdua. Kecelakaan tak terhindari , suasana
hangat tadi berubah duka seketika. Arjuna bangun dengan penuh darah di lengan
dan kakinya, melihat Adiba masih terkapar dengan darah di dahinya. Ia berlari
menolong dan teriak histeris.
“AAAADIIBAAAA,
BANGUN ADIBAA AYOOO. BANGUUNNN. TOLOOONGG TOLONGGG” teriak Arjuna sekencang mungkin, berharap ada
yang dengar. Satu persatu warga sekitar datang menolong, lima menit kemudian
ambulans datang. Sepanjang jalan menuju rumah sakit , Arjuna tak berharap
kecuali Adiba kembali seperti keadaan semula.
Sesampainya
di ruang UGD, dokter kemudian memeriksanya. Selang dua puluh menit dokter
keluar ruangan menghampiri Arjuna yang sedang menangis tertunduk lemas. Dokter
dengan wajah sedih, meminta maaf bahwa Adiba tak tertolong karena pendarahaan
di otaknya cukup banyak, suster meminta Arjuna mengabarkan pihak keluarga nya
untuk segera dimakamkan. Hari
ini ialah hal bersejarah bagi hatinya, ia merasa kehilangan terhebat untuk
pertama kalinya. Setelah keluarga Adiba datang, Arjuna pamit pulang dan
menangis sepanjang jalan.

EmoticonEmoticon