Rabu, 04 September 2019

Keajaiban Cinta (eps 3)



Desember Akhir 2010


Setiap negara punya ciri khas merayakan penghujung tahun, termasuk Indonesia. Hang out, bakar-bakar, menyaksikan konser musik akhir tahun lalu bergelut dengan dinginya angin malam,kemanapun asal bersama orang terkasih. Malam hari ini jadi penghujung tahun yang berkesan disetiap insan yang bernyawa, manusia tepatnya. Setelah berbagai tempat mereka jelajahi, tujuan selanjutnya Taman Senra.


Malam ini taman ramai oleh orang-orang yang ingin menyaksikan pesta kembang api sepuluh menit lagi. Dibawah lampu taman tengah malam. Arjuna menyantap eskrim bersama Adiba. Membicarakan tentang masa depan,serta masa-masa indah mereka selama bersama. Suasana hangat terjadi, dunia serasa milik mereka berdua. Tak lama suara kembang api muncul... JDAAR JDAARR JDARR.


“ Selamat tahun baru sayang, hayo apa harapan kamu selama tahun kemarin yang belum terwujud. Kita doa bareng bareng semoga ditahun ini harapan kita terwujud” ujar Arjuna menatap Adiba sejenak, lalu menegadah ke langit malam nan indah.

“Aku... berharap kebahagiaan ini akan terus terjadi selama aku hidup. Bahkan sampai aku mati. Selama aku alami kecelakaan, aku sedih jun. Mereka yang dahulu perhatian dan sayang sama aku, melihat aku yang cacat begini, semua jauhin aku jun. bahkan perhatian orang tua ku semakin jarang aku dapatkan. Aku bersyukur bertemu kamu. di penghujung tahun ini , gak ada harapan lain, selain aku berharap untuk terus bersamamu. Bahkan saat aku mati, aku cinta dan sayang sama kamu sampai mati jun” “Thanks for everything makes me always happy, i love you three thousand” jawab Adiba. Air mata yang sedari tadi ia tahan, mengalir sendiri. Dipeluknya Arjuna, “I love you too ,baby” bisik Arjuna.


Suara kembang api mereda, mereka melepas pelukannya. “yuk pulang udah pagi, nanti dicariin calon mertuaku haha” ujar Arjuna cairkan suasana. “eh btw omw bmw, okwokw itu tadi tiga rebu nya dolar apa rupiah neh. Kalo dolar kan mayan, kalo rupiah pen gue beliin aqua nih. Tenggorokan gue seret, haha” ucap Arjuna sambil tertawa geli. Adiba mencubit pinggang Arjuna sambil tersenyum, “ihhh sakit tau, ntar kalo usus gue mampet gimana ?” “biarin, habis ngeselin... wleee”


Diperjalanan pulang , tak henti hentinya mereka bercanda sambil tertawa. Melewati tiap lampu jalan raya dengan penuh suka cita, namun tiba-tiba Truk pengangkut bbm di jalur sebelah oleng dan menabrak mereka berdua. Kecelakaan tak terhindari , suasana hangat tadi berubah duka seketika. Arjuna bangun dengan penuh darah di lengan dan kakinya, melihat Adiba masih terkapar dengan darah di dahinya. Ia berlari menolong dan teriak histeris.


“AAAADIIBAAAA, BANGUN ADIBAA AYOOO. BANGUUNNN. TOLOOONGG TOLONGGG”  teriak Arjuna sekencang mungkin, berharap ada yang dengar. Satu persatu warga sekitar datang menolong, lima menit kemudian ambulans datang. Sepanjang jalan menuju rumah sakit , Arjuna tak berharap kecuali Adiba kembali seperti keadaan semula.

Sesampainya di ruang UGD, dokter kemudian memeriksanya. Selang dua puluh menit dokter keluar ruangan menghampiri Arjuna yang sedang menangis tertunduk lemas. Dokter dengan wajah sedih, meminta maaf bahwa Adiba tak tertolong karena pendarahaan di otaknya cukup banyak, suster meminta Arjuna mengabarkan pihak keluarga nya untuk segera dimakamkan. Hari ini ialah hal bersejarah bagi hatinya, ia merasa kehilangan terhebat untuk pertama kalinya. Setelah keluarga Adiba datang, Arjuna pamit pulang dan menangis sepanjang jalan.


EmoticonEmoticon