Sabtu, 03 Agustus 2019

Keajaiban Cinta (eps 1)


Juli 2010

Hari ini adalah hari pertama SMA Nusa Bakti memulai kegiatan KBMnya kembali setelah libur panjang yang telah usai. Semester baru, kelas baru, dan tentunya teman baru. Disisi lain Bel sekolah sudah berbunyi, semua anak kelas 11 IPS 3 masuk kelas.

Bak sudah jatuh tertimpa tangga pula,Arjuna kesiangan dan terjebak macet “Pliss, kalo sampe telat bisa mampus gue. Mana walas gue killer parah lagi. Ah setan” ketus batinnya. Dilihat jam tangannya menunjukan pukul 06.53, telat hampir setengah jam.
“Selamat pagi anak-anak, gimana kabar kalian semua?” salam Bu Diandra membuat kebisingan kelas 11 IPS 3 langsung terhenti. Tentu saja, dialah guru paling killer satu sekolahan, bisa dibilang guru sadis.
“Pagi bu.. Alhamdulillah baik bu” jawab murid serentak
“Saya ditunjukan kepala sekolah untuk menjadi walas kalian, mohon kerjasamanya. Dan kalian dapat teman baru. Dia lebih special daripada kalian, tolong dibantu ya.”ujar Bu Diandra dengan lantang. Maklum, beliau orang Medan.
“Adiba silahkan masuk, nak”. Dari depan pintu kelas, muncul sosok wanita dengan tongkat dikedua tangannya, berusaha berjalan mendekati Bu Diandra.
“Halo teman-teman, saya Adiba. Murid pindahan dari SMA Tunas Harapan. Senang bertemu dengan kalian.” Ujar Adiba dengan menundukan wajahnya.
“Gausah malu neng, ada abang disini. Sini sini duduk sama abang ya nanti” cetus Fahrul, semua tertawa
“Alah, Fahrul sebelah lu kan ada Mona. Lebih imut dia, hahaha” ujar Gerry
“Namanye Arjuna bego, bukan Mona. Ah, tai tuh bocah sekelas lagi kita. Dia bukan mona, Monampar iya” kesal Fahrul, seisi kelas tertawa. Termasuk Adiba.
“DIAAAAAMM SEMUA” Bu Diandra mengeluarkan jurus andalannya, teriakan macan lapar mengaum. Semua diam.

Ketika Bu Diandra menjelaskan tentang anak baru itu, Arjuna datang lalu masuk layaknya ninja negeri sakura. Mengendap, menyelinap diantara meja murid. Sepandai-pandainya tupai melompat, akhirnya keseleo juga. Eh salah, maksudnya jatuh juga.
“AARRJUUUNNAAAAAAA, SINI KAMU” teriakan Bu Diandra mengaum jelas, semua murid menutup telinga
“Aduh mampus gue” batin Arjuna.”Baik Bu.....” jawab Arjuna menghampiri Bu Diandra. Arjuna harus terima nasib, telinga ia jadi bulan-bulannya Bu Diandra.
“duuuhh duhh sakit bu. Ibu ini demennya cubit telinga mulu nih. Ntar saya jadi pinokio gimana bu telinganya panjang” ketus Arjuna sambil meraba telinganya yang memerah akibat di jewer Bu Diandra.
“Pinokio itu hidungnya yang panjang, gak usah ngelawak deh pagi-pagi. Salah kamu sendiri, ini jam berapa hah? Jam tujuh seperempat. Baru hari pertama sekolah sudah telat , mau jadi apa kamu?” ujar Bu Diandra, Arjuna tertunduk.
“Sekarang kamu harus ikut perkenalan kayak Adiba yang lakuin, cepetan.” Ujar Bu Diandra pada Arjuna, ia mengangguk.
“Haloo saye upin, dan ini adik saye ipin” tangan kiri Arjuna terangkat tertuju pada Adiba. “ini kisah cinta kita berdue jeelahh” ujar Arjuna menoleh ke arah kiri, ia tersontak kaget.
“Kamu kan? Oh hai , kita berjumpa lagi” Arjuna tahu itu adalah orang yang sama di taman bunga waktu itu, itu Adiba.

Bersambung.....


EmoticonEmoticon